Mengenal Rasm Utsmani

by -9825 Views
Foto i;lustrasi: Santri Amanatul Musthofa sedang belajar al-Qur'an.
banner 468x60

Seiring kian berkembangnya minat masyarakat dalam membaca al-Qur’an, tidak jarang muncul percakapan tentang rasm Utsmani. Percakapan ini kadang tidak menjelaskan tetapi malah menimbulkan permasalahan.

Dalam postingan ini, kita akan membahas secara ringkas, tentang apa itu rasm utsmani. Semoga penuturan ini, sedikit banyak, bisa memberi penjelasan bagi para pecinta al-Quran.

banner 336x280

Secara bahasa, kata Arab رَسْم ” ( Rasm ) berasal dari akar kata rasama ( رَسَمَ ) yang berarti “melukis”, “menggambar”, atau “menulis”. Dalam konteks yang lebih luas, ia berarti “jejak”, “garis”, “pola”, atau “cara yang telah ditetapkan”.

Secara istilah dalam ilmu Al-Qur’an ( Ulumul Qur’an ), “Ar-Rasm Al-Qur’ani” atau “Rasm Utsmani” didefinisikan sebagai: Sistem penulisan dan ejaan khusus yang digunakan dalam penulisan mushaf Al-Qur’an, yang merujuk pada cara penulisan yang disepakati dan dibakukan pada masa Khalifah Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu.

Imam Az-Zarkasyi (w. 794 H) dalam kitab monumentalnya “Al-Burhan fi Ulum Al-Qur’an” mendefinisikannya sebagai: “Suatu ilmu yang membahas tentang cara penulisan kata-kata Al-Qur’an dalam mushaf dan perbedaannya dengan kaidah penulisan ( imla ‘) biasa yang disusun oleh para ahli bahasa.” ( Al-Burhan fi Ulum Al-Qur’an, 1/379 ).

Apa itu Rasm Utsmani dan Mengapa Disebut “Utsmani”?

Rasm Utsmani adalah tata tulis resmi dan baku untuk mushaf Al-Qur’an yang kita gunakan hingga hari ini. Ciri khasnya terletak pada beberapa kaidah yang kadang menyimpang dari kaidah ejaan Arab modern ( Rasm Imla’i) , seperti penghapusan huruf Alif ( حذف الألف ), penambahan Ya’ ( زيادة الياء ), dan penulisan khusus untuk kata-kata seperti ” الصَّلَوٰة ” dan ” الزَّكَوٰة “.

Mengapa disebut “Utsmani”?

Penamaan ini merupakan bentuk penisbatan ( nisbah ) kepada Amirul Mukminin, Khalifah Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu . Beliaulah yang memprakarsai, memerintahkan, dan mengawal proses kodifikasi dan penyeragaman mushaf Al-Qur’an menjadi satu mushaf induk (Al-Imam) yang menjadi rujukan. Mushaf inilah yang kemudian diperbanyak dan dikirim ke berbagai pusat kekuasaan Islam. Sistem penulisan yang digunakan dalam mushaf induk inilah yang kemudian diwarisi dan dijaga dengan nama Rasm Utsmani.

Syaikh Dr. Ayman Suwaid, seorang pakar qira’at, menjelaskan: “Mushaf yang kita baca hari ini ditulis berdasarkan cara penulisan mushaf Utsmani yang dikirim ke Syam, kemudian ke Madinah, dan seterusnya. (Dirasat fi Ulum Al-Qur’an).

Sejarah Singkat Kodifikasi Rasm Utsmani

Sejarah Rasm Utsmani tidak dapat dipisahkan dari sejarah kodifikasi Al-Qur’an. Berikut adalah tahapannya:

Masa Nabi Muhammad SAW: Al-Qur’an diturunkan dan dihafal oleh para Sahabat. Sebagiannya juga ditulis diatas media seperti pelepah kurma, lempengan batu, dan kulit hewan di bawah bimbingan langsung Nabi SAW. Namun, saat ini tulisan itu belum terkumpul dalam satu mushaf.

Masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq: Atas usul Umar bin Khattab, Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan lembaran-lembaran Al-Qur’an yang tercecer pasca perang Yamamah, menjadi satu mushaf. Mushaf ini disimpan oleh Abu Bakar, lalu Umar, dan kemudian oleh putrinya, Hafshah.

Masa Khalifah Utsman bin Affan (Tahun 25 H / 645 M): Inilah momen krusial. Meluasnya wilayah Islam menimbulkan perbedaan cara membaca Al-Qur’an ( qira’at ) yang sahih di berbagai daerah. Seorang komandan pasukan, Hudzaifah bin Al-Yaman, mengutuk hal ini dan melaporkannya kepada Khalifah Utsman.

Khalifah Utsman kemudian mengambil langkah strategi:

  1. Membentuk Panitia Ahli: Beliau membentuk panitia yang dipimpin oleh **Zaid bin Tsabit** dan beranggotakan Abdullah bin Az-Zubair, Sa’id bin Al-Ash, dan Abdurrahman bin Al-Harits.
  2. Mushaf Induk (Al-Imam): Panitia menyalin dan membukukan Al-Qur’an menjadi satu mushaf induk dengan Referensi pada mushaf yang disimpan Hafshah. Mereka sangat ketat dalam penulisannya, memerlukan dua saksi untuk setiap ayat yang dituliskan.
  3. Penyeragaman Rasm: Dalam penulisan ini, mereka menggunakan satu sistem ejaan yang sama, yang kita kenal sebagai Rasm Utsmani, meskipun terkadang berbeda dengan cara penulisan sehari-hari.
  4. Penyebaran dan Penyeragaman: Mushaf induk ini lalu diperbanyak menjadi beberapa salinan dan dikirim ke pusat-pusat wilayah Islam seperti Makkah, Syam, Yaman, Bahrain, Basrah, dan Kufah. Khalifah Utsman juga memerintahkan untuk membakar semua mushaf atau lembaran lain yang tidak sesuai dengan standar mushaf ini untuk mencegah kejadian di masa depan.

Imam Al-Baihaqi (w. 458 H) meriwayatkan dalam “As-Sunan Al-Kubra”: “Utsman berkata kepada para Sahabat Rasulullah SAW: ‘Apa pendapat kalian tentang qira’at (bacaan) ini? Aku mendengar sebagian orang membaca dengan qira’at yang tidak sampai kepada yang lain, sehingga satu mengkafirkan yang lain.’ Maka mereka sepakat untuk menyatukan umat pada satu mushaf.”

Apakah Al-Qur’an di Indonesia Merujuk ke Rasm Utsmani?

Ini pertanyaan penting, sebab kita masih mendengar selintingan bahwa (mushaf) al-Quran yang dicetak di Indonesia tidak mengikuti standar rasm Utsmani. benarkah?

Sama sekali tidak benar. Jadi jawaban apakah al-Qur’an di Indonesia merujuk ke rasm Utsmani? Jawabannya YA, mutlak.

Seluruh mushaf Al-Qur’an yang dicetak dan didistribusikan secara resmi di Indonesia, termasuk Mushaf Standar Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia, 100% mengikuti dan Merujuk kepada Rasm Utsmani.

Bukti dan Data:

  1. Standar Percetakan: Laj Pentashih Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Balitbang-Diklat Kementerian Agama RI sebagai otoritas tertinggi dalam penetapan standar mushaf di Indonesia, telah menetapkan bahwa kaidah Rasm Utsmani adalah standar wajib bagi setiap percetakan Al-Qur’an. Setiap penerbit yang ingin mencetak Al-Qur’an harus mendapatkan rekomendasi “Tashih” dari LPMQ, yang salah satu poin utamanya adalah kesesuaian Rasm.
  2. Rujukan ke Mushaf Madinah: sebagian besar mushaf yang beredar di Indonesia (seperti cetakan penerbit Al-Huda, Gema Insani, dll) mengacu pada Mushaf Al-Madinah An-Nabawiyyah yang dicetak oleh Majma’ Malik Fahd li Thiba’ah Al-Mushaf Asy-Syarif di Arab Saudi. Mushaf Madinah ini sendiri merupakan representasi paling otoritatif dari Rasm Utsmani di era modern.
  3. Konsistensi Global: Ini adalah bentuk Ijma ‘ (konsensus) global umat Islam. Seorang muslim yang membeli mushaf di Indonesia, Mesir, Turki, Pakistan, atau Maroko akan mendapatkan teks Al-Qur’an dengan Rasm Utsmani yang tetap sama. Ini adalah bukti nyata terjaganya Al-Qur’an.

Syaikh Dr. (Syarh Muqaddimah Tafsir Ath-Thabari).

Kesimpulan

Rasm Utsmani bukan sekadar gaya tulisan, tetapi merupakan sistem penjagaan otentisitas Al-Qur’an yang diwariskan dari generasi Sahabat. Ia adalah bukti hidup akan keseriusan umat Islam dalam menjaga kemurnian wahyu Allah SWT, baik secara lisan (melalui hafalan dan qira’at) maupun secara tulisan. Pemahamannya akan menambah keyakinan kita akan kebenaran firman Allah:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

“Sejujurnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.” (QS. Al-Hijr : 9)

Referensi:

  • Az-Zarkasyi, Badruddin. *Al-Burhan fi Ulum Al-Qur’an*. Beirut: Dar Al-Ma’rifah.
  • As-Suyuthi, Jalaluddin. *Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an*. Kairo: Dar Al-Hadits.
  • Al-Baihaqi, Abu Bakar Ahmad. *As-Sunan Al-Kubra*. Beirut: Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah.
  • Abu Syuhbah, Muhammad bin Muhammad. *Al-Madkhal li Dirasat Al-Qur’an Al-Karim*. Kairo : Maktabah As-Sunnah.
  • Syaikh, Dr. Ayman Rusydi. *Dirasat fi Ulum Al-Qur’an*. Riyadh: Dar Al-Mujtama’.
  • Situs Resmi Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kementerian Agama RI.
  • Situs Resmi Majma’ Malik Fahd li Thiba’ah Al-Mushaf Asy-Syarif, Madinah, Arab Saudi.

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.