Ta’awwudz

by -11263 Views
Foto ilustrasi: santri Amanatul Musthofa sedang belajar bersama.
banner 468x60

Salah satu adab yang diajarkan orang tua dan para ustadz sejak kecil, saat kita hendak membaca al-Quran, adalah membaca ta’awwudz.

Dalam artikel ringkas ini, kita akan membahas, lebih tepatnya reminding, tentang ta’awwudz ini. Semoga bermanfaat.

banner 336x280

Makna Ta’awwudz 

Secara bahasa, ta’awwudz berasal dari kata “a’udzu” yang berarti “aku berlindung”. Kalimat lengkapnya “A’udzu billahi minasy syaithanir rajim” artinya “Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.”

Secara istilah, ta’awwudz adalah permohonan perlindungan kepada Allah SWT dari godaan dan gangguan setan sebelum memulai aktivitas penting, khususnya membaca Al-Quran. 

Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ta’awwudz adalah bentuk permohonan perlindungan kepada Allah Yang Maha Kuasa dari setiap kejelekan. [1]

Hukum Ta’awwudz Menurut Para Ulama

Para ulama sepakat tentang disyariatkannya membaca ta’awwudz sebelum membaca Al-Quran, namun mereka berbeda pendapat mengenai hukumnya:

Pendapat Pertama: Hukumnya Sunnah
Mayoritas ulama, termasuk Imam Syafi’i, Malik, dan Ahmad berpendapat bahwa membaca ta’awwudz hukumnya sunnah, bukan wajib. 

Dalil mereka adalah firman Allah: “Apabila kamu membaca Al-Quran, mohonlah perlindungan Allah dari setan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98). Menurut mereka, perintah dalam ayat ini bersifat sunnah, bukan wajib. [2]

Pendapat Kedua: Hukumnya Wajib
Sebagian ulama, di antaranya Imam Abu Hanifah dan beberapa ulama Hanafiyah, berpendapat bahwa membaca ta’awwudz hukumnya wajib ketika shalat. Namun di luar shalat, pendapat yang kuat tetap sunnah. [3]

Imam An-Nawawi dalam Al-Majmu’ menyimpulkan: “Membaca ta’awwudz ketika membaca Al-Quran hukumnya sunnah yang sangat dianjurkan, berdasarkan kesepakatan ulama.” [4]

Cara dan Kalimat yang Diajarkan Nabi ﷺ

Berdasarkan penelitian para ulama, terdapat beberapa bentuk ta’awwudz yang diajarkan Rasulullah ﷺ:

Bentuk Pertama (yang paling umum):
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
A’udzu billahi minasy syaithanir rajim
“Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk”
Ini berdasarkan QS. An-Nahl: 98

Bentuk Kedua:
أَعُوذُ بِاللَّهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
A’udzu billahis sami’il ‘alimi minasy syaithanir rajim
“Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari setan yang terkutuk”
HR. Abu Daud dan Tirmidzi

Bentuk Ketiga:
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ مِنْ نَفْخِهِ وَ نَفْثِهِ وَ هَمْزِهِ
A’udzu billahi minasy syaithanir rajimi min nafkhihi wa nafthihi wa hamzihi
“Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk, dari embusannya, bisikannya, dan godaannya”
HR. Abu Daud

Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari menjelaskan bahwa semua bentuk ta’awwudz tersebut boleh digunakan, namun yang paling utama adalah bentuk pertama karena langsung berdasarkan Al-Quran. [5]

Hikmah dan Rahasia Ta’awwudz

Pertama: Pengakuan Ketergantungan kepada Allah
Dengan membaca ta’awwudz, kita mengakui bahwa hanya Allah yang mampu melindungi kita dari gangguan setan. Ini adalah bentuk tawakkal dan pengakuan akan kelemahan diri.

Kedua: Menjaga Kemurnian Niat
Setan selalu berusaha merusak niat. Dengan ta’awwudz, kita memohon perlindungan agar niat membaca Al-Quran tetap ikhlas karena Allah.

Ketiga: Memahami Sifat Al-Quran
Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa Al-Quran adalah obat, sedangkan setan adalah penyakit. Sebelum minum obat, harus dibersihkan dulu dari penyakit. Ta’awwudz adalah proses pembersihan hati dari penyakit setan sebelum menerima obat Ilahi. [6]

Keempat: Menghalangi Gangguan dalam Pemahaman
Setan bisa mengganggu pemahaman kita terhadap Al-Quran. Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam Miftah Dar As-Sa’adah mengatakan bahwa setan bisa membisikkan keraguan dan salah paham terhadap ayat-ayat Allah. Ta’awwudz menjadi benteng dari gangguan tersebut. [7]

Kelima: Menyiapkan Hati untuk Tadabbur
Dengan terbebas dari gangguan setan, hati menjadi lebih siap untuk mentadabburi dan menghayati ayat-ayat Allah.

Kesimpulan

Membaca ta’awwudz sebelum Al-Quran bukan sekadar ritual formal, tetapi merupakan persiapan spiritual yang sangat mendalam. Sebagaimana diungkapkan Syaikh Muhammad Abduh: “Ta’awwudz adalah kunci pembuka hati untuk menerima cahaya Ilahi melalui Kalam-Nya.”

Dengan memahami makna, hukum, cara, dan hikmah ta’awwudz, kita diharapkan dapat lebih khusyuk dan berkonsentrasi penuh ketika membaca Al-Quran, sehingga mampu merasakan kedamaian dan petunjuk yang terkandung di dalamnya.

Referensi:

[1] Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, jilid 3, h. 28
[2] Imam An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab, jilid 3, h. 285
[3] Imam Al-Kasani, Bada’i Ash-Shana’i, jilid 1, h. 203
[4] Imam An-Nawawi, At-Tibyan fi Adabi Hamalatil Quran, h. 92
[5] Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari, jilid 9, h. 16
[6] Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, jilid 1, h. 278
[7] Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, Miftah Dar As-Sa’adah, jilid 1, h. 95

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.